Kitab Suci Umat Hindu, Nilai dan Konsep

Radea

Kitab Suci Umat Hindu, Nilai dan Konsep

radea.co – 4 kitab suci umat Hindu dikenal sebagai bagian kitab Weda. Kitab ini sebenarnya berlaku sepanjang zaman, mulai dari manusia prasejarah hingga zaman modern. 

Baca juga : Lawar Sayur Khas Bali Hidangan Hari Raya Galungan

Weda ini berisi penjelasan yang berhubungan dengan Tuhan dan alam semesta berada dalam jangkauan pikiran manusia. Weda juga dikenal sebagai Apauruseya, dikarenakan kitab suci ini tidak disusun oleh manusia, melainkan diterima oleh para wali. 

Mengenal 4 Kitab Suci Umat Hindu

kitab suci umat Hindu

Weda ini sebenarnya berasal dari kata “vid”, yang berarti pengetahuan. Jika ditafsirkan secara umum, Weda sendiri merupakan salah satu kitab suci untuk bisa mempelajari segala sesuatu, mulai dari yang biasa sampai gelap.

Weda saat ini terbagi atas 4 Kitab. Berikut ini sudah ada penjelasan terkait 4 kitab suci umat Hindu Weda yaitu:

  1. Reg Weda

Reg Weda ini berisi kata-kata dalam bentuk pujian. Dengan kata-kata ini, para dewa akan diundang untuk bisa langsung berpartisipasi dalam upacara pengorbanan. Pendeta yang nantinya akan melakukan pemujaan disebut sebagai Host.

  1. Sama Weda 

Pada dasarnya, sebagian besar isi Sama Weda diambil dari Reg Veda. Namu, yang membedakan kedua kitab ini hanyalah himnenya. 

Jika dilihat dari isinya, lagu-lagu Samaveda berbentuk pujian dinyanyikan. Biasanya, pendeta yang akan mengucapkan Sama Weda disebut sebagai Udgatr.

  1. Yajur Weda

Adwarya ini merupakan seseorang yang akan membacakan Yajur Weda pada upacara pengorbanan. Satu dari 4 kitab suci umat Hindu ini biasanya berisi Yajur atau sisa-sisa kata yang digunakan untuk mengubah pengorbanan menjadi makanan ilahi.

Hanya dengan melantunkan kitab Yajur Weda, ternyata bahan ajaran yang akan dikorbankan juga akan langsung dipindahkan ke alam dewa dan dihubungkan dengan para dewa. Jadi dengan kata lain, ritual ini akan mencoba mempengaruhi para dewa.

  1. Atharwa Weda

Atharwaweda ini diketahui berisi mantra-mantra dan ilmu gaib yang dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit, menangkal bahaya dan hal lainnya. Selain 4 kitab suci umat Hindu, Samhita juga akan mencakup Brahmana dan Upanishad. 

Buku Brahmana sendiri merupakan salah satu buku yang akan menjelaskan hal-hal tentang pengorbanan dan upacara. Pada saat yang sama, Upanishad ini kiha sebenarnya mengandung ajaran ketuhanan dan makna hidup.

Sebagai salah satu sumber keyakinan dan kepercayaan, 4 kitab suci umat Hindu menunjukkan ciri-ciri tertentu. Berikut ini sudah ada penjelasan terkait ciri dari 4 kitab suci Hindu, antara lain:

  • Semua kitab Weda tidak memiliki awal karena kitab ini merupakan kata-kata suci yang ada sebelum Tuhan menciptakan alam.
  • Semua kitab Weda tidak berakhir karena ajarannya berlaku sepanjang waktu. Kitab Weda sendiri bukanlah agama dan bukan produk ciptaan manusia.
  • Semua kitab Weda tidak kaku, tidak memiliki esensi dan pada dasarnya lebih fleksibel.

Nilai-nilai dalam Kitab Suci Agama Hindu 

Weda saat ini terbagi menjadi dua jenis, yakni Sruti Weda dan Smrti Veda. Sruti Weda ini sebenarnya berisi tentang wahyu sedangkan Smrti Weda berisi penjelasan terkait Sruti Weda. 

4 kitab suci umat Hindu ini tentunya akan mengandung nilai-nilai penting. Berikut ini sudah ada beberapa penjelasan terkait kitab suci umat Hindu, antara lain:

  1. Saling menghormati
  2. Harmonis
  3. Kebenaran
  4. Kasih Sayang
  5. Sedekah
  6. Hindari Perjudian
  7. Kemurahan Hati
  8. Kecantikan
  9. Pengorbanan 
  10. Ketulusan
  11. Satuan 

Konsep dari 4 Kitab Suci Hindu

kitab suci umat Hindu

4 kitab suci umat Hindu ini sebenarnya memuat konsep penciptaan tradisional, salah satunya yang berkaitan dengan penciptaan dan menggunakan contoh tumbuh-tumbuhan. Berikut ini sudah ada penjelasan yang berkaitan dengan konsep 4 kitab suci Hindu, antara lain:

  1. Tahapan Penciptaan Weda

Jika dilihat dari Weda, ada tahapan-tahapan penciptaan tumbuh-tumbuhan disebut jaring Indra. Dimana ada jaring yang berupa cahaya tanpa batas, dan menjadi benang kehidupan selalu menyambung. Kehadirannya sama seperti gelombang cahaya yang bisa menghilang serta muncul kembali. 

Jaring benang kehidupan ini tentunya menjadi lebih stabil dari waktu ke waktu. Jadi akan bisa menghasilkan cahaya yang mengalir. 

Aliran cahaya ini kemudian bisa membentuk pohon. Weda sendiri dikenal sebagai 4 kitab suci umat Hindu yang berisi kumpulan sastra kuno India kuno. 

Umat Hindu ini juga sebenarnya sangatlah percaya bahwa isi 4 kitab suci Hindu memang sebagai kumpulan wahyu yang berasal dari Brahman atau penguasa tertinggi dalam konsep ketuhanan Hindu. 

Pada masa awal Wahyu, Weda ini nantinya akan langsung diajarkan secara lisan. Hal ini karena belum mengenal sistem penulisan. Oleh karena itu, Weda ini dapat dianggap sebagai salah satu literatur tertua peradaban manusia. 

  1. Tahapan Perkembangan Weda

Seperti penjelasan di atas, sudah ada empat tahapan dalam perkembangan agama Hindu di India. Pada dasarnya, kemunduran Weda ini dikaitkan dengan era Weda dalam fase perkembangan agama Hindu. 

Ida Sang Hyang Widhi juga mengungkapkan bahwa Weda kepada Maha Sri dalam jangka waktu yang sangat lama. Kata “Weda” ini memang berasal dari akar kata bahasa Sansekerta “vid” yang berarti “mengetahui“. 

  • Arti Kata Weda Berdasarkan Perkembangan 

Secara keseluruhan Weda juga dapat diartikan sebagai salah satu pengetahuan suci Sang Hyang Widhi Wasa. Periode Weda ini nantinya akan dimulai ketika bangsa Arya dari Austria, Hongaria, serta Babilonia datang ke India, lebih khusus lagi ke Lembah Indus. 

Namun, sebelum sudah sampai di India, lebih tepatnya di Bosphorus orang tersebut akan terpisah. Bahkan, bangsa Arya, akan membawa budaya Weda, lalu melanjutkan perjalanan mereka ke India. 

Sementara itu, kelompok lainnya juga akan melakukan perjalanan ke Iran. Hal ini tentunya akan membawa budaya Avesta. Oleh karena itu, sudah ada kesamaan beberapa kata dalam Weda dan Awesta. 

Contohnya saja, dalam Weda sudah ada kata “Soma” sedangkan dalam Awesta ada kata “Houma”. Selain itu, ada juga kata Hindu dalam Weda dan kata Hindu dalam Awesti.

Also Read

Bagikan:

Tinggalkan komentar