Perkawinan Nyi Blorong: Representasi dari Kekuatan Perempuan

Radea

Perkawinan Nyi Blorong: Representasi dari Kekuatan Perempuan

radea.co – Perkawinan Nyi Blorong hanyalah satu di antara ratusan film horor yang diproduksi di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar film horor Indonesia diproduksi dalam jangka waktu yang singkat.

Baca juga : Ulasan Rasuk (2018) yang Mampu Menembus 900 Ribu Penonton

Salah satu aspek horor Indonesia yang membuat terkagumi adalah karena mengambil inspirasi dari cerita rakyat dan cerita hantu lokal, memungkinkan Anda untuk belajar lebih banyak tentang budaya Indonesia.

Roh jahat penuh amarah yang menghantui rumah-rumah mewah adalah hal biasa dalam film-film Indonesia. Genre film horor di Indonesia memang luar biasa mengerikan—genre yang hanya menonjolkan hal-hal aneh. 

Selain itu, penggambaran monster dalam film horor Indonesia sangat ditentukan oleh tampilannya dan apa yang membuatnya berubah menjadi monster. Tubuh wanita adalah komponen kunci dari monster itu. 

Terbukti dalam skenario film perkawinan Nyi Blorong tampak mengenakan kebaya hijau dengan rajutan emas. Diperkirakan bahwa pakaian rajutan panjang dari emas melambangkan sosok asli yang sangat besar seperti ular. 

Bulan purnama akan membuat Nyi Blorong tampil sangat memukau dan kuat. Namun, saat bulan berubah, ia kembali menjadi bentuk aslinya berupa ular besar. 

Penggunaan hantu feminin (perempuan) seperti dalam banyak film horor Indonesia, merupakan strategi untuk menyikapi seksualitas perempuan yang bermasalah secara kultural. Keheningan adalah bagaimana feminitas digambarkan dalam film-film horor. 

Skenario Film Perkawinan Nyi Blorong

Wanita pada dasarnya adalah makhluk fisik, sangat dipengaruhi oleh penampilan luarnya. Banyak tayangan horor Indonesia dari tahun 1970-an hingga 1990-an, dengan mudah jatuh ke dalam kategori tradisional dengan merepresentasi gender.

Melalui film ini, mengisahkan Nyi Blorong, putri Nyi Roro Kidul yang begitu cantik sehingga membuat para raja dan pangeran memperebutkan dia sebagai permaisuri mereka.

Konflik terakhir melibatkan Pangeran Tejo Arum dari Galunggung, dan Raja Dewa Cengkar dari Medangkamulan. Tejo Arum awalnya kalah dengan Dewa Cengkar, namun ternyata Bayugeni adalah pihak lain yang menginginkan Tejo Arum.

Saat itu, Dewa Cengkar dan Bayugeni melancarkan serangan yang signifikan. Pada akhirnya mereka berhasil mengelabui Dewa Cengkar karena mendapat restu dari Nyi Roro Kidul. Kendati perkawinan Nyi Blorong dengan Tejo Arum terjadi.

Sebagian orang mengira ia adalah anak Ratu Anginangin, penguasa alam Laut Selatan dan ratu segala mahluk halus di Pulau Jawa. Ia menikah dengan Jaka Linglung, setelah buaya putih jelmaan Dewa Cengkar.

Sebelumnya ketika Nyi Roro Kidul mengetahui bahwa Tejo Arum sedang dikuasai oleh Dewa Cengkar, dia harus membantu dengan melempar sebutir telur untuk dimakan Tejo Arum.

Lantas Tejo Arum menjelma menjadi raksasa besar untuk melawan Dewa Cengkar. Namun ia tidak mampu mengambil wujud aslinya, dan terpaksa menghabiskan 350 tahun sendirian di Gunung Galunggung memikirkan perceraian pengantin baru.

Berbeda dengan film perkawinan Nyi Blorong, menurut cerita rakyat, ia adalah penguasa istana pantai selatan dengan kemampuan magis yang menakjubkan, memiliki berbagai macam makhluk halus sebagai pengikutnya. 

Pengikut Nyi Blorong dikatakan makmur berkat pemberian keping emas yang konon berasal dari sisiknya. Namun, ia juga akan memohon pengorbanan roh manusia untuk memperkuat pasukannya dan meningkatkan kecantikannya.

Seri Film Indonesia Sejenis Perkawinan Nyi Blorong 

Salah satu aktris film horor Indonesia yang paling terkenal sepanjang masa, sekaligus pemeran Nyi Blorong adalah Suzanna. Belum ada yang bisa mengatasi ketakutan Suzanna dalam menggambarkan sosok hantu. 

Keliyanan monster atau hantu dalam film horor adalah sumber misteri, ketertarikan, ketakutan, rasa kasihan, dan bahkan humor yang abadi. Berikut beberapa film pilihan ratu horor untuk Anda :

Beranak Dalam Kubur tahun 1972

Seorang warga desa bernama Lila yang kini tinggal di kota bersama bibinya menjadi subjek cerita Beranak Dalam Kubur. Ketika dia menikahi pria menawan impiannya, hidupnya menjadi lebih menyenangkan.

Namun, kakak laki-lakinya, yang sekarang masih menjadi penduduk desa, mulai membencinya. Ini memberinya keberanian untuk membunuh adiknya, Lila. Arwah Lila kembali ke dunia untuk membalas dendam setelah peristiwa mengerikan itu.

Film Ratu Ilmu Hitam tahun 1981

Berbeda dengan perkawinan Nyi Blorong, Suzanna berperan sebagai gadis bernama Murni yang dituduh menggunakan ilmu hitam untuk menyabot pernikahan mantan pacarnya. Hingga warga membakar Murni dan membuangnya ke jurang.

Beruntungnya, seorang dukun yang kemudian mengungkapkan dirinya sebagai otak di balik runtuhnya pernikahan mantan kekasihnya menyelamatkan Murni saat itu. Dukun itu pun meyakinkan Murni untuk menuntut balas. 

Dukungan mulai mendidik dan melatih Murni dalam ilmu hitam untuk pembalasan. Secara mengejutkan, film ini mendapat nominasi aktris terbaik untuk Suzanna dan sinematografi terbaik di Festival Film Indonesia tahun 1982.

Sundel Bolong di Tahun 1981

Film berjudul sama diproduksi pada tahun 1981 oleh sutradara Sisworo Gautama Putra berdasarkan mitologi urban tentang sundel bolong. Alisa, mantan PSK yang hidupnya berubah setelah menikah dengan Hendarto, diperankan oleh Suzanna.

Also Read

Bagikan:

Tinggalkan komentar