Dampak Psikologis Film Joker Jika Ditonton Anak-Anak

Radea

Dampak Psikologis Film Joker Jika Ditonton Anak-Anak

Sebagai orang dewasa kalian harus tahu apa dampak psikologis film Joker jika ditonton oleh anak-anak. Apalagi film Joker merupakan salah satu yang populer sehingga banyak orang menontonnya tanpa mengetahui terdapat batas usia. Walaupun hanya sekedar film tetapi bisa memberikan dampak terhadap psikologis penontonnya.

Baca juga : Rekomendasi Film dalam Bahasa Asing yang Wajib Ditonton

Inilah alasan mengapa kalian harus mengawasi anak-anak pada saat menonton. Walaupun tidak dapat dipungkiri ada banyak pelajaran yang bisa diambil melalui film Joker. Ditambah lagi film ini juga mendapatkan penghargaan yang menunjukkan bahwa bukan film sembarangan dan pastinya memiliki kualitas.

Informasi Dasar Mengenai Film Joker

Informasi Dasar Mengenai Film Joker

Sebelum membahas lebih dalam mengenai dampak psikologis film Joker bagi anak-anak maka kalian harus mengetahui gambaran dasarnya. Joker sendiri adalah salah satu kriminal paling berbahaya di kota Gotham yang merupakan rival dari Batman. Namun dalam film Joker ini akan membahas khusus mengenai kehidupan Arthur Fleck yang merupakan pria menyedihkan dari kota Gotham. 

Merupakan seorang komedian yang lahir di lingkungan masyarakat menengah ke bawah, Arthur menjalani kehidupan yang berat karena mendapatkan penolakan di lingkungan masyarakat tempat ia tinggal. Sebagai seorang komedian maka ia harus membuat orang lain tertawa tetapi kehidupan yang dijalani tidaklah menyenangkan. 

Apalagi Arthur juga mengalami perundungan, penghinaan, sampai perlakuan buruk dari orang-orang akibat memiliki sindrom pathological laughter and crying yang membuatnya semakin dikucilkan. Namun kehidupannya berubah setelah bertemu presenter televisi bernama Murray Franklin. Pria inilah yang menjadi penyebab kekecewaan besar dan memberikan julukan khusus kepadanya.

Sampai akhirnya pertemuan inilah yang membawa perubahan besar pada kehidupan Arthur sehingga bertambah tragis dan menyedihkan dan membuatnya berubah menjadi sosok berbahaya dan pembawa teror di kota Gotham. Melalui film ini kalian bisa menonton sambil belajar mengenai kesehatan mental. Walaupun banyak yang mengatakan setelah Mereka menonton terkena dampak psikologis film Joker.

Dampak Psikologis Film Joker Jika Ditonton Anak-Anak

Walaupun film dijadikan sebagai media belajar tetapi untuk Joker tidak disarankan ditonton oleh anak-anak. Bahkan film ini termasuk dalam kelompok penonton umur 17 tahun ke atas. Bahkan di Amerika film ini termasuk dalam rating R yaitu terbatas. 

Sedangkan di Indonesia terdapat peringatan bahwa anak-anak tidak boleh menonton film Joker yang disampaikan melalui media massa maupun elektronik. Hal ini dikarenakan terdapat dampak psikologis film Joker yang ditimbulkan di mana bisa memberikan pengaruh buruk. Pastikan sebagai orang dewasa, Kalian mengawasi buah hati agar tidak menonton film ini secara tidak sengaja. Karena inilah efek yang ditimbulkan yaitu:

  1. Trauma Secara Tidak Langsung

Salah satu dampak psikologis film Joker Jika dilihat oleh anak-anak yaitu trauma tidak langsung. Karena dalam film ini akan menampilkan adegan dan kalimat yang mengerikan di mana membutuhkan pemahaman lebih untuk menontonnya. Pastinya hal tersebut belum dimengerti oleh anak-anak karena mereka belum siap untuk melihatnya.

Apabila anak-anak yang menonton film ini pastinya tidak mampu memahami dan menganalisis film dengan baik sehingga mereka akan fokus dengan adegan yang diperlihatkan di film. Beberapa dampak yang bisa terjadi akibat trauma setelah menonton film ini mulai dari mimpi buruk, anak mengalami kecemasan, ketakutan, dan emosi serta pola pikir tokoh pada film bisa memberikan pengaruh di kehidupan kedepannya.

  1. Meniru Tingkah Laku pada Film

Dampak psikologis film Joker lainnya adalah anak kemungkinan besar meniru tingkah laku dalam film tersebut. Hal ini bisa saya terjadi jika emosi dan pola pikir tokoh dalam film sudah terpengaruh dengan anak. Apalagi anak-anak hanya paham secara visual saja. Ditambah lagi film ini juga termasuk dalam kategori restricted

Tentunya film dengan kategori tersebut mengandung unsur kekerasan, perilaku mengganggu, bahasa yang mengganggu dan gambaran seksual singkat. Jadi sebagai orang dewasa kalian harus bisa memberikan pengertian kepada anak-anak bahwa film dalam kelompok ini tidak boleh ditonton dan bisa menjelaskan secara rasional.

Apabila kalian melihat bahwa terdapat perilaku yang menetap selama 6 bulan setelah menonton film maka bisa langsung membawa anak berkonsultasi ke psikolog. Hal ini untuk memastikan apakah perubahan perilaku tersebut masih dalam kelompok batas normal atau tidak. Jadi bisa mengambil langkah pencegahan untuk hal yang tidak diinginkan.

Film Joker Tidak Disarankan untuk Penderita Mental Illness

Selain tidak disarankan untuk ditonton oleh anak-anak maka film ini juga tidak disarankan untuk para penderita mental illness akibat dampak psikologis film Joker. Hal ini ditakutkan akan memperparah kondisi mental para penderita. Jika kalian mengalami masalah mood swing, sensitif, bipolar, anxiety dan flat feeling disarankan untuk tidak menonton.

Hal seperti ini bisa terjadi karena dalam film banyak menampilkan adegan kekerasan ditambah lagi muncul rasa simpati setelah melihat tokoh utama menderita sehingga berpotensi untuk menimbulkan depresi. Apabila kalian memiliki gangguan psikologis dan kambuh pada saat menentang film ini ditandai dengan rasa cemas berlebihan.

Also Read

Bagikan:

Tinggalkan komentar