Proses Turunnya Al-Qur’an Bentuk Mukjizat Nabi Muhammad SAW

Radea

Proses Turunnya Al-Qur’an Bentuk Mukjizat Nabi Muhammad SAW

radea.co – Proses turunnya Al-Qur’an tidak langsung berwujud sebuah kitab atau buku, tetapi secara bertahap. Bagi kalangan umat Islam, proses tersebut sangat penting karena berkaitan juga dengan kehidupan nabi sekaligus Rasulullah Muhammad SAW.

Baca juga : Cara Mudah Menghafal Al-Qur’an yang Bisa Kamu Terapkan

Beliau yang menerima wahyu dari Allah SWT dengan perantara malaikat Jibril merupakan sosok manusia penting dalam perkembangan agama Islam di dunia. Nabi Muhammad SAW menerima wahyu Al-Qur’an sedikit demi sedikit.

Hal tersebut memang sesuai dengan perjalanan dakwah beliau yang pastinya menempuh perjalanan panjang serta menghadapi berbagai masalah. Dalam setiap masalah atau sesuatu yang penting, Allah menurunkan ayat Al-Qur’an kepada beliau.

Mengenal Proses Turunnya Al-Qur’an ke Dunia

Mengenal Proses Turunnya Al-Qur’an ke Dunia

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat agama Islam yang sejak pertama turun hingga sekarang tidak berubah ayat dan artinya. Dengan begitu, kalian yang beragama Islam bisa terus membaca, memahami, dan mengamalkan isi dalam Al-Qur’an tersebut.

Bahkan, umat Islam hingga akhir zaman nanti masih bisa melakukannya atas ketentuan dari Allah SWT. Oleh karenanya, kalian harus tetap menjaga kesucian dan kemurnian kandungan isi Al-Qur’an yang begitu kompleks sekaligus universal.

Hal tersebut tidak lepas dari proses turunnya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW yang oleh para ahli sejarah memperkirakan membutuhkan waktu sekitar 22 hingga 23 tahun. Allah SWT memerintahkan langsung malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu kepada Rasulullah di dunia.

Jibril tidak langsung menyampaikan keseluruhan isi di dalam Al-Qur’an karena hal itu tidak bisa terjadi. Sebenarnya Jibril bisa melakukannya atas perintah dan rida Allah, tetapi memang prosesnya bertahap.

Jadi, seakan-akan Allah ingin memberikan pelajaran kepada seluruh manusia khususnya umat Islam melalui Rasulullah yang telah menerima wahyu dari malaikat Jibril. Sementara itu, Nabi Muhammad juga tidak mungkin bisa menerima langsung seluruh isi Al-Qur’an dengan kemampuan dan kapasitasnya sebagai manusia.

Setelah menerima wahyu dari Jibril, Rasulullah langsung memberikan dakwah dan menyebarluaskan kepada para sahabatnya. Proses tersebut berlangsung terus menerus hingga Rasulullah wafat.

Meskipun Rasulullah sudah tiada, tetapi para sahabat masih terus menjaga tiap ayat Al-Qur’an yang sudah beliau terima. Hal tersebut untuk menjaga kemurnian ayat Al-Qur’an meskipun belum menulisnya dalam sebuah kitab suci.

Apa Kejadian atau Sesuatu Menarik dari Peristiwa Turunnya Al-Qur’an?

Apa Kejadian atau Sesuatu Menarik dari Peristiwa Turunnya Al-Qur’an?

Al-Qur’an yang merupakan keseluruhan firman Allah SWT sudah bisa kalian baca setiap hari dari kitabnya. Banyak toko buku offline atau online menjual kitab Al-Qur’an kepada setiap orang yang membutuhkannya.

Tentu saja untuk membaca isi Al-Qur’an tersebut, mempelajari, memahami, lalu mengamalkannya sesuai kemampuan tiap individu. Bahkan, tidak sedikit yang berusaha menghafal tiap surat dan ayat di dalam Al-Qur’an beserta artinya.

Kalian mungkin salah satunya yang hingga sekarang masih melakukannya. Sementara itu, ada beragam kejadian atau sesuatu yang menarik dari proses turunnya Al-Qur’an. 

  1. Rasulullah Menggigil Ketakutan Menerima Wahyu Pertama 

Memang benar, wahyu Al-Qur’an turun pertama kali di bulan Ramadhan. Tepatnya 17 Ramadhan 610 Masehi. Malaikat Jibril yang bertugas menyampaikan wahyu pertama langsung kepada Rasulullah SAW di Gua Hira.

Tentu saja kejadian tersebut menjadi pengalaman pertama bagi Rasulullah bertemu malaikat Jibril serta mendapatkan wahyu. Seperti halnya manusia biasa, Rasulullah yang pada saat itu berusia 40 tahun bukan merasa khawatir atau tidak percaya diri lagi.

Namun, Rasulullah benar-benar merasa takut bertemu dengan Jibril yang menyuruh beliau membaca, Iqra’ artinya bacalah. Beberapa riwayat menyebutkan Muhammad pulang ke rumah dengan tubuh menggigil karena sangat takut.

Lalu, beliau menyuruh istrinya bernama Siti Khadijah untuk menyelimuti tubuhnya yang sedang menggigil. Sungguh peristiwa bersejarah dan penting dari proses turunnya Al-Qur’an.

  1. Rasulullah Buta Huruf saat Menerima Wahyu 

Malaikat jibril menyampaikan wahyu pertama kepada Rasulullah, yaitu Surat Al-alaq ayat 1 – 5. Setidaknya ada dua hal menarik dari proses turunnya Al-Qur’an yang pertama kali ini. Pertama, surat Al-Alaq dibuka dengan ayat yang menyuruh Muhammad untuk membaca. 

Padahal pada saat itu, Rasulullah dalam kondisi buta huruf alias belum bisa membaca dan menulis. Oleh karena itu, banyak ahli berpendapat kondisi Rasulullah semacam itu menjadi salah satu mukjizatnya.

Alasannya, kaum kafir dan musyrik pada saat itu tentu saja tidak mempercayai wahyu Al-Qur’an tersebut. Mereka berpikir Nabi Muhammad hanya bohong dan mengarang saja dengan mengambil referensi dari kitab-kitab sebelumnya, seperti Zabur dan Taurat.

Namun kenyataannya, Rasulullah ternyata tidak bisa membaca dan menulis saat menerima wahyu dari Jibril. Jadi kesimpulannya, yaitu beliau hanya mendengar dan menghafalkan semua wahyu Al-Qur’an dari Jibril.

Seiring perjalanan waktu, Rasulullah meminta bantuan beberapa sahabat, seperti Zaid bin Tsabit dan yang lainnya untuk menulis ayat-ayat firman Allah SWT tersebut. Dengan begitu, berhasil menulis semua wahyu dan mengurutkannya sesuai tiap suratnya di dalam Al-Qur’an.

  1. Al-Qur’an Tidak Ada Penandingnya

Turunnya Al-Qur’an juga tidak dapat melepaskan dari tata bahasa, ejaan, keindahan syair pada ayatnya, hingga arti dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Keunggulan di semua bagian itu dan Al-Qur’an memiliki semuanya tanpa ada yang mampu menandinginya.

Also Read

Bagikan:

Tinggalkan komentar