Proses Menjadi Nabi Muhammad dan Rasulullah Pilihan Allah

Radea

Proses Menjadi Nabi Muhammad dan Rasulullah Pilihan Allah

radea.co – Bagaimana proses menjadi nabi atau rasul utusan Allah SWT? Kalian mungkin juga menanyakannya dan sangat penasaran dengan jawaban lengkapnya. Jika seperti itu, informasi di artikel ini memang membantu untuk menjawabnya.

Baca juga : Cerita Nabi Muhammad SAW Membelah Bulan Menjadi 2 Bagian

Allah SWT mengangkat nabi dan rasul dari kalangan manusia dengan tugas khusus. Tugas utamanya adalah menyiarkan dakwah agama Islam kepada seluruh umat Islam. Terutama di kawasan Jazirah Arab dan sekelilingnya begitu banyak umat manusia yang masih menyembah dewa, benda mati, orang mati, matahari, bulan, dan sebagainya.

Oleh karenanya, Allah mengutus nabi dan rasul pilihan-Nya untuk meluruskan kembali akidah manusia yang sudah melenceng tersebut. Tentu saja menjadi nabi atau rasul bukan pilihan manusia itu sendiri karena hanya Allah semata yang memilihnya.

Mengenal Proses Menjadi Nabi Menjadi Utusan Allah SWT

proses menjadi nabi

Muhammad SAW yang juga menjadi Rasulullah dan Allah sudah memilihnya sebagai nabi terakhir untuk umat Islam seluruh alam. Terutama umat beragama Islam harus mempercayai bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-nya.

Kalimat syahadat yang menjadi penanda seseorang masuk Islam lahir dan batin. Sementara itu, Nabi Muhammad yang merupakan orang pilihan Allah juga mengalami proses menjadi nabi. Jadi, tidak langsung diangkat dan menyebarkan dakwah keIslaman di kalangan umatnya.

Namun, Muhammad mengalami beberapa peristiwa yang menjadikannya sebagai nabi sekaligus rasul pilihan Allah. Tentu saja Nabi Muhammad pada awalnya tidak menyangka dan menyadari hal tersebut. Berikut beberapa peristiwa penting Muhammad menjadi Nabi.

  1. Malaikat Jibril Turun Menyampaikan Wahyu

Proses menjadi nabi bagi Muhammad pada saat malaikat Jibril turun ke bumi untuk menyampaikan wahyu. Sebelum bertemu dengan Jibril, Muhammad terlebih dahulu bermimpi berulang kali yang menyuruhnya berdiam diri di Gua Hira.

Setelah itu, Jibril turun dan menemui langsung Muhammad dengan mengucapkan kata Iqra’ atau bacalah. Muhammad yang belum bisa membaca dan menulis tentu saja bingung dan ketakutan. Namun, Jibril terus mengucapkan wahyunya untuk Muhammad agar beliau bisa mengingatnya.

Wahyu pertamanya, yaitu Surat Al-Alaq ayat 1 – 5 yang hingga sekarang seluruh umat Islam bisa membaca, mempelajari, dan memahami tafsirnya di dalam Al-Qur’an. Setelah peristiwa tersebut, Muhammad menjadi yakin bahwa dirinya merupakan nabi pilihan Allah SWT.

  1. Menjadi Nabi pada Usia 40 Tahun

Salah satu hal menarik yang perlu kalian ketahui perihal proses menjadi nabi, yaitu Muhammad menerima wahyu pertama pada usia 40 tahun. Dengan turunnya wahyu pertama tersebut, menandai beliau menjadi seorang nabi bagi umat Islam.

Setelah menerimanya, Nabi Muhammad SAW mulai bertugas menyampaikan wahyu tersebut kepada umatnya terutama kaum Quraisy. Orang pertama yang mengetahui peristiwa tersebut, yaitu Siti Khodijah alias istri beliau sendiri.

Proses kenabian terus berjalan dan berlangsung, sehingga Muhammad sering bertemu dengan malaikat Jibril. Seiring perjalanan waktu, keduanya seperti dua sahabat. Namun, Jibril tetap menghormati Muhammad karena beliau merupakan orang pilihan Allah yang sekaligus menjadi nabi serta rasul.

  1. Berdakwah Secara Sembunyi-Sembunyi

Pada awal kenabian, Muhammad berdakwah secara sembunyi-sembunyi agar masyarakat Quraisy saat itu tidak mengetahuinya. Tentu saja untuk menghindari konfrontasi dengan mereka. Bukan karena Rasulullah takut kalah atau mengkhawatirkan lainnya.

Namun, banyak diantara suku Quraisy termasuk petingginya masih bersaudara dengan Nabi Muhammad. Oleh karenanya, beliau menghindari hal-hal yang bisa memecah belah kaumnya pada saat itu.

Namun setelah turun wahyu yang memerintahkan Rasulullah untuk berdakwah secara terang-terangan, beliau akhirnya melakukannya dengan gagah berani. Nabi Muhammad SAW sudah mempertimbangkan dan memperhitungkan risiko terburuk.

Oleh karenanya, beliau selalu berdoa kepada Allah SWT agar proses menjadi nabi serta dakwahnya dapat berjalan dengan sebaik-baiknya. Meskipun kaum kafir Quraisy menentang habis-habisan dakwah tauhid dan Islam Rasulullah, tetapi sedikit demi sedikit mulai membuahkan hasil.

Mereka secara sukarela membaca dua kalimat syahadat dan masuk Islam. Pada akhirnya, para sahabat Rasulullah tersebut menjadi generasi penerus terbaik umat Islam sepeninggal beliau.

  1. Mengubah Kebiasaan Kaum Jahiliyah

Rasulullah yang merasakan langsung proses menjadi nabi memang mempunyai tugas berat. Salah satunya, yaitu mengubah kebiasaan kaum Jahiliyah di suku Quraisy yang sangat bertentangan dengan syariat Islam.

Misalnya, para pria yang menyukai bermain musik, bernyanyi, sambil meminum khamr atau minuman keras. Bahkan, ada sebuah kebiasaan kaum Jahiliyah sangat terkutuk, yaitu membunuh hidup-hidup bayi perempuan yang lahir di kalangan mereka.

Sementara untuk kaum wanitanya, mereka suka berhias, berdandan berlebihan, memperlihatkan perhiasan di tubuhnya, serta mempertontonkan auratnya. Pastinya semua itu bertentangan dengan syariat Islam.

Oleh karenanya, Rasulullah mendakwahi kaum Quraisy untuk bisa menghilangkan semua kebiasaan buruk dan dilarang oleh Allah SWT sebagai bagian dari proses menjadi nabi. Tentu saja dengan cara pendekatan kekeluargaan secara pelan-pelan agar mereka benar-benar bisa menyadari bahwa perbuatannya terlarang.

Also Read

Bagikan:

Tinggalkan komentar