Kehidupan Setelah Kematian Menurut Kong Hu Cu, Apakah Ada?

Radea

Kehidupan Setelah Kematian Menurut Kong Hu Cu, Apakah Ada?

Seperti apa kehidupan setelah kematian menurut Kong Hu Cu? Mungkin kalian tidak banyak mendengar tentang hidup setelah mati dalam ajaran Kong Hu Cu. Namun, mungkin saja mendengar tentang kepercayaan terhadap roh dalam agama tersebut.

Baca juga : Biografi Buddha Secara Lengkap dan Kehidupan Inspiratifnya

Terutama roh yang masih ada hubungannya dengan keluarga. Ketika salah satu anggota keluarga meninggal, maka yang masih hidup harus melakukan persembahan. Guna mendoakan keselamatan roh.

Lantas, seperti apa bentuk kepercayaan dalam agama Kong Hu Cu mengenai kehidupan setelah kematian? Mari menyimak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini.

Sekilas tentang Kong Hu Cu atau Confucius

Sekilas tentang Kong Hu Cu atau Confucius

Sebelum membahas secara detail tentang kehidupan setelah kematian menurut Kong Hu Cu, mari berkenalan dahulu dengan ajaran ini. Kong Hu Cu yang dikenal juga dengan Confucius merupakan ajaran dari Cina.

Pada mulanya, Cina mempunyai tiga agama besar, yakni Konfusianisme, Taoisme dan Buddhisme. Dalam perkembangannya, kepercayaan Cina yang awalnya percaya satu Tuhan, kemudian juga turut mempercayai roh halus dan roh nenek moyang.

Seluruh roh tersebut kemudian dipuja ketika upacara pengorbanan. Kehidupan moral bangsa Cina ini dianggap merosot sampai lahirlah Konfusius atau Kong Hu Tzu atau Kong Fu Tze. 

Ajaran Konfusius begitu berpengaruh dalam kehidupan bangsa Cina. Hingga 25 abad, Konfusius dijadikan sebagai guru pertama bagi orang Cina.

Sebenarnya bukan berarti sebelum Konfusius belum ada guru lain di Cina. Namun, hal tersebut merupakan pengakuan dari bangsa Cina bahwa Konfusius menempati tingkatan teratas dari seluruh guru lainnya.

Sebelum membahas kehidupan setelah kematian menurut Kong Hu Cu, kenali juga bahwa ada yang menganggap bahwa ajaran tersebut tidak tergolong dalam agama. Melainkan hanya ajaran mengenai nilai-nilai (ethika).

Akan tetapi, sebenarnya ajaran ini juga mengenal pengakuan terhadap kodrat maha Agung termasuk juga mempercayai pemujaan atas arwah nenek moyang. Tidak lupa juga mengajarkan tata tertib kebaktian.

Tujuan dari pengajaran agama Kong Hu Cu ialah supaya manusia dapat menyelaraskan kedua unsur nyawa (Gui) dan roh (Shen). Ketika nyawa dan roh berpadu secara harmonis, maka tujuan dari agama sudah diraih.

Seluruh yang dilahirkan, pasti akan menjalani kematian. Lantas, akan kembali pulang kepada tanah. Hal tersebut yang mempunyai kaitan dengan nyawa (Gui).

Tulang maupun daging akan menjadi lapuk di bawah tanah, di mana sifat Yin (negatif) lantas menghilang menjadi tanah. Sementara Gi akan memancar menuju atas dengan gemilang bersama iringan asap dan aroma dupa. Itulah yang merupakan perwujudan Shen.

Kehidupan ada tatkala roh dan nyawa sama-sama memberikan dukungan atau menjadi satu kesatuan. Lantas, kematian terjadi begitu badan jasad gagal untuk tetap menjadi satu kesatuan.

Tatkala seseorang mengalami kematian, semangat (Qi) yang sifatnya positif (Yang) akan berpulang ke Tuhan. Sedangkan badan jasad (Po) yang sifatnya negatif (Yin) akan berpulang menuju Bumi. 

Roh manusia yang memuat unsur semangat mempunyai sifat abadi. Sementara nyawa yang memuat unsur arwah sangat mendapat pengaruh dari keinginan.

Ketika manusia mengalami kematian, semangat akan berpulang menuju kebajikan Tian dan sukma tetap tinggal. Sementara arwah akan dipengaruhi oleh perbuatannya saat masih hidup.

Jadi, kehidupan setelah kematian menurut Kong Hu Cu sangat ditentukan menurut bagaimana manusia hidup. Ketika selama hidupnya tidak berada di Jalan Suci, maka Arwah akan tertinggal di dunia.

Arwah masih tertinggal di dunia sebab Arwahnya masih ada ikatan dengan bumi (nafsu keinginan duniawi). Hal ini yang menyebabkan munculnya arwah penasaran (Yuan Gui), setan iblis (Yao Nie), iblis berparas perempuan cantik (Yao Jing) dan lainnya.

Sembahyang untuk Kehidupan Setelah Kematian

Pernahkah kalian melihat seorang penganut agama Kong Hu Cu melakukan sembahyang untuk orang yang sudah meninggal? Mengapa dan apa tujuan hal tersebut dilakukan? 

Untuk para arwah yang tidak memiliki penerus atau keturunan, terdapat kewajiban khusus bagi penganut agama Kong Hu Cu. Yakni melakukan sembahyang arwah umum (Jing He Ping). 

Tujuannya ialah mendoakan arwah mereka supaya tenang dan bisa berpulang keharibaan kebajikan Tian. Mengingat masih adanya kehidupan setelah kematian menurut Kong Hu Cu.

Jika selama hidup manusia senantiasa di jalan suci, maka sukma (Ling) dan arwah (Hun) akan berpadu secara harmonis serta menyatu lagi dengan Tuhan (Pei Tian). 

Sebab penerus atau keturunannya tidak tahu apakah sukma dan arwah sudah berpadu harmonis dan menyatu dengan Tian, maka dilaksanakan sembahyang. Guna mendoakan arwah orang tua maupun leluhur. 

Selain itu, keturunannya juga harus menerapkan kebajikan ketika menjalani kehidupan sehari-hari. Sehingga arwah leluhur akan merasa tenang dan damai lalu berpulang menuju kemuliaan kebajikan Tian.

Adanya sembahyang sebagai bentuk kepercayaan kehidupan setelah kematian menurut Kong Hu Cu menunjukkan suatu perilaku bakti untuk orang tua atau leluhur yang telah mati. Bukan sekedar melakukan bakti untuk mereka yang masih hidup.

Sembahyang juga bisa dikatakan sebagai kebajikan seorang anak untuk mengurangi dosa orang tua maupun leluhur yang sudah mengalami kematian.

Also Read

Bagikan:

Tinggalkan komentar