Cara Belajar Investasi untuk Pemula, Ini yang Wajib Diketahui

Radea

Download Undangan Tahlil Siap Edit

1 Undangan Tahlil dan Yasinan 7 Hari [Docx] Aktif Download
2 Undangan Tahlil dan Yasinan 40 Hari [Docx] Aktif Download
3 Undangan Tahlil dan Yasinan 100 Hari [Docx] Aktif Download
3 Undangan Tahlil dan Yasinan 100 Hari [Docx] Aktif Download
4 Undangan Tahlil dan Yasinan 1000 Hari [Docx] Aktif Download
5 Undangan Tahlil 1 Lembar A4 Isi 2 [Word] Aktif Download
6 Undangan Tahlil dan Yasinan Bahasa Jawa [Docx] Aktif Download
7 Undangan Tahlil dan Yasinan Bahasa Sunda [Word} Off Download

Habis download, kamu bisa edit sendiri deh undangannya mau seperti apa, sesuai kebutuhan anda.

Investasi saat ini menjadi salah satu kegitan ekonomi yang sering dilakukan masyarakat terutama kalangan milenial. Hal ini terjadi berkat semakin sadarnya masyarakata akan pentingnya investasi.

Sehingga banyak orang yang mulai belajar investasi. Tujuannya tentu untuk mendapat keuntungan dari sejumlah modal yang di investasikan.

Praktik ini tentu lebih baik ketimbang mengendapkan harta kita di tabungan dengan bunga kecil dan tanpa perputaran uang. Momentum pandemi Covid-19 pun menambah minat orang-orang untuk menjajal dan belajar investasi. Investasi dianggap menjadi salah satu bantalan finansial saat kondisi keuangan rumah tangga terguncang.

Karenanya, belajar investasi merupakan hal positif yang perlu dilakukan saat ini, khususnya di tengah pandemi. Dengan belajar investasi, kamu bisa memahami berbagai hal yang berkaitan dengan investasi dan bagaimana cara melakukan investasi.

Jika kamu berniat belajar investasi dan ingin tahu lebih jauh tentang seluk beluk investasi, Lifepal akan membahasnya secara mendalam untuk kamu.

Kenali jenis-jenis investasi

Investasi ada banyak jenisnya, bahkan beberapa pihak masih menganggap menabung di bank adalah salah satu bentuk investasi. Namun, sebenarnya menabung dan berinvestasi adalah dua hal yang berbeda. Meski menabung tetap mendapat bunga, angkanya yang kecil tidak bisa mengompensasi inflasi tahunan yang terjadi.

Hal ini yang membedakan menabung dengan investasi. Return atau keuntungan dari investasi lebih tinggi dari bunga, sehingga aset yang diinvestasikan terus bertumbuh nilainya. Investasi sendiri juga lebih baik ditujukan untuk jangka panjang, sehingga keuntungan yang diperoleh pun lebih optimal.

Nggak perlu panjang lebar, berikut adalah beberapa jenis investasi yang bisa kamu jajal.

Deposito

Investasi melalui deposito bisa dibilang paling aman dibandingkan instrumen investasi lainnya. Simpanan yang ada di deposito sudah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), sehingga soal keamanan tak perlu diragukan lagi.

Hanya saja, return atau bunga yang diberikan deposito tidak terlalu besar. Hal ini tentu seiring dengan risikonya yang super-minimal.

Deposito juga tidak likuid, karena dana yang disimpan hanya bisa diambil saat jatuh tempo penyimpanan, misalnya setiap tiga bulan atau beberapa tahun sekaligus. Bagaimana kalau dana simpanan diambil sebelum waktunya? Bisa saja, tapi ada penalti atau denda yang dikenakan.

Emas

Investasi emas juga memiliki risiko yang minimal. Nilai emas yang cenderung selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya membuat instrumen ini dijuluki ‘safe haven’. Kenapa begitu? Karena investor biasanya melakukan diversifikasi investasi dengan emas sebagai penjaga nilai aset mereka.

Emas terbukti tahan banting terhadap sejumlah krisis ekonomi dunia. Selama pandemi Covid-19 berlangsung, harga emas pun stabil. Padahal, instrumen lain seperti pasar saham sempat anjlok cukup dalam di awal pandemi melanda dunia.

Emas juga cukup likuid karena pemiliknya bisa menjualnya kapan pun. Misalnya seseorang tiba-tiba butuh dana untuk keperluan mendesak, dia bisa menjual aset emasnya ke toko emas terdekat.

Investasi emas sangat cocok untuk investor yang berorientasi jangka panjang. Harga emas memang cenderung naik setiap tahun, tapi tetap saja ada fluktuasi atau dinamika yang terjadi. Karenanya, investasi jangka panjang merupakan opsi yang terbaik.

Reksa dana

Reksa dana merupakan pilihan investasi yang cukup mudah buat investor pemula atau orang yang sedang belajar investasi. Underlying asetnya bisa dalam wujud saham, obligasi, atau deposito. Reksa dana merupakan instrumen investasi, dengan manajer investasi yang bertugas menghimpun dan mengelola dana investasi nasabah. Dana yang terkumpul ini kemudian akan ditempatkan di instrumen investasi yang sudah disepakati oleh nasabah dengan manajer investasi.

Investasi melalui reksa dana sangat cocok untuk kamu yang tidak mau ribet memantau investasi. Belajar investasi juga bisa dilakukan ‘sambil jalan’, karena dana sudah dipercayakan kepada manajer investasi.

Reksa dana juga bisa jadi solusi bagi investor yang kesulitan menjalankan riset dan analisis saham. Manajer investasi akan membantu investor menempatkan dana mereka di sejumlah produk saham yang sudah diperhitungkan berpeluang memberi keuntungan.

Nah, nasabah nantinya akan mendapat return alias imbal hasil dari dana gotong royong yang dikelola oleh manajer investasi. Investasi reksa dana juga cukup likuid, karena bisa dicairkan sewaktu-waktu.

Obligasi

Selanjutnya adalah investasi melalui obligasi alias surat utang. Obligasi ini bisa dikeluarkan oleh perusahaan, baik swasta atau BUMN, dan juga oleh pemerintah. Pihak-pihak ini menerbitkan surat utang untuk mendapat akses pendanaan. Keuntungan akan diberikan melalui kupon yang dibayarkan bulanan kepada investor.Obligasi merupakan instrumen investasi berisiko rendah-moderat. Artinya, jenis investasi ini cocok untuk kamu yang menghindari risiko kehilangan aset investasi, tapi tetap ingin mendapat keuntungan yang lumayan.

Saham

Dalam berinvestasi saham, slogan ‘high risk, high return‘ sangat berlaku. Ya, investasi saham tergolong berisiko tinggi, sekaligus berpeluang memberikan keuntungan yang tinggi pula. Dibanding instrumen investasi lain, return dari saham memang paling tinggi. Namun, ancaman kerugian juga membayangi.

Karenanya, investasi saham hanya sesuai dilakukan bagi orang-orang yang memiliki profil risiko agresif, alias ingin mendapat keuntungan sebesar-besarnya dan secepat-cepatnya, tetapi tidak masalah apabila kehilangan aset dalam skala besar.

Properti

Untuk yang belajar investasi harus tahu kalau investasi yang satu ini tentu menawarkan return yang sangat menarik. Harga properti, baik tanah dan bangunan, hampir pasti selalu mengalami kenaikan setiap tahun. Apalagi pertumbuhan jumlah penduduk dan perpindahan warga dari desa ke kota juga masih deras.

Hanya saja, investasi properti membutuhkan modal yang tidak sedikit. Jika kamu berniat membeli properti, maka perlu menabung demi bisa membayar lunas atau dengan mencicil dengan Kredit Perumahan Rakyat (KPR).

Hal lain yang perlu dipahami, investasi properti tidaklah likuid. Saat kamu butuh dana segar, maka menjual rumah tidak bisa dilakukan dengan instan. Selain itu, biaya perawatan properti juga tidak sedikit, terlebih jika tidak ditinggal secara rutin.

Belajar investasi, pahami dasarnya

Cara Belajar Investasi untuk Pemula, Ini yang Wajib Diketahui
Cara Belajar Investasi untuk Pemula, Ini yang Wajib Diketahui

Saat kamu belajar investasi, kamu perlu mengerti terlebih dahulu konsep dari investasi, sekaligus cara kerja dari masing-masing jenis investasi. Misalnya nih, saat kamu memutuskan berinvestasi saham, maka kamu perlu tahu bagaimana modal yang kamu investasikan bisa bekerja dan memberikan return. Begitu juga dengan investasi emas atau ataupun instrumen lainnya.

Tetapkan tujuan investasi
Saat seseorang belajar investasi, tujuan utamanya memang untuk mendapat keuntungan. Namun di balik itu, masing-masing investor memiliki tujuan spesifik lainnya. Misalnya, seorang ayah yang ingin berinvestasi demi menyiapkan dana sekolah anaknya. Atau, seorang pekerja muda yang ingin berinvestasi demi mendapat modal awal DP rumah.

Dengan menetapkan tujuan investasi, maka kamu juga bisa mengatur strategi dan memilih instrumen investasi apa yang cocok. Misalnya, kamu berinvestasi demi bisa punya modal untuk membeli tanah dalam 10 tahun ke depan.

Maka investasi yang cocok, salah satunya, adalah investasi reksa dana saham dengan risiko yang moderat-tinggi. Return yang cukup tinggi memberikan peluang kamu mendapat target modal yang diinginkan. Kamu juga bisa mendiversifikasikannya dengan reksa dana pasar uang yang memiliki risiko lebih rendah.

Namun, kalau kamu butuh berinvestasi demi target jangka pendek, misalnya ingin beli mobil dalam dua tahun mendatang, maka investasi peer to peer lending bisa jadi cocok. P2P lending merupakan investasi high risk, tapi penawaran return-nya cukup tinggi.

Lakukan diversifikasi

Jangan simpan seluruh hartamu dalam satu instrumen investasi. Misalnya nih, kamu punya aset uang dingin senilai Rp50 juta. Kamu lantas menginvestasikan seluruhnya ke dalam saham, itupun hanya dalam satu emiten saja. Suatu saat, sentimen negatif menyerang emiten saham yang kamu miliki. Harga sahamnya anjlok 50 persen. Buntutnya, modal yang kamu investasikan juga ikut menyusut.

Beda cerita kalau kamu membagi portofolio investasi kamu ke dalam beberapa instrumen sekaligus. Nah, ini yang dinamakan diversifikasi investasi. Dari kasus tersebut, modal Rp50 juta bisa kamu diversifikasi ke dalam instrumen, misalnya saham Rp20 juta, emas Rp10 juta, deposito Rp10 juta, dan sisanya reksa dana pendapatan tetap Rp10 juta.

Porsinya bisa kamu atur sesuai perhitungan profil risiko kamu. Dengan diversifikasi, maka saat pasar modal bergejolak kamu masih bisa punya aset yang selamat di deposito atau emas. Sebaliknya, saat harga emas anjlok, maka kamu masih bisa mendulang keuntungan dari pasar modal dan reksa dana.

Pahami keuntungan dan risiko investasi
Salah satu hal yang harus kamu pahami saat belajar investasi adalah mengetahui profil risiko investasimu. Dengan mengetahuinya, kamu bisa menentukan produk-produk investasi mana saja yang cocok untukmu.

Lifepal sudah menyediakan kuis singkat untuk mengetahui profil risiko investasimu. Dengan mengisi kuis ini juga, kamu bisa mengetahui tipe dan porsi investasi apa yang cocok untukmu.

Pakai uang sendiri


Jika kamu belajar investasi dan ingin memulainya, kamu harus ingat untuk berinvestasi dengan uang sendiri. Jangan berinvestasi dengan uang hasil beruang, misalnya dengan meminjam dari pinjaman online alias pinjol. Kamu bisa berinvestasi saat keuangan kamu mulai stabil, dengan tidak ada utang (atau minim) dan tersedia dana darurat.

Berinvestasi dengan modal utang hanya akan mengurangi nilai dari investasi kamu, karena kamu masih perlu melunasi utang dengan bunga. Mending lunasi dulu utang-utang kamu, baru mulai investasi dengan merdeka.

Pastikan aman dan legal
Saat kamu belajar investasi dan ingin memulainya, pastikan dulu perusahaan penampung dana investasi kamu resmi terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal ini demi memastikan keamanan aset yang kamu investasikan ke depan.

Kamu bisa mengecek legalitas perusahaan pengelola investasi dengan mengeceknya melalui OJK. Riset kecil-kecilan juga sangat mungkin dilakukan dengan mencari berbagai informasi yang tersedia di internet. Perusahaan investasi yang resmi dan bonafit pasti punya situs resmi.

Alokasi dana konsisten

Investasi yang ideal dilakukan secara rutin. Hal ini tentu untuk memaksimalkan keuntungan yang dilakukan. Cara paling mudah adalah dengan menyisihkan sejumlah modal dari gaji bulanan kamu untuk investasi.

Dikutip dari Mandiri Online Securities Trading, idealnya investor mengalokasikan 10-30 persen dari pemasukan bulanan untuk investasi. Ingat, investasi tidak boleh mengganggu alokasi untuk kebutuhan pokok bulanan, cicilan utang, atau dana cadangan.

Buat kamu yang masih belajar investasi, mulailah alokasi investasi dengan nominal yang kecil. Biasakan dulu bisa rutin setiap bulan. Jika sudah terbiasa dan sanggup menyisihkan dana investasi setiap bulan, mulai naikkan nilainya.

Ketahui biaya investasi

Dalam berinvestasi kamu juga perlu tahu ada biaya-biaya yang perlu dibayarkan. Biasanya, biaya ini berwujud management fee sebagai upah dari manajer investasi. Ini untuk kasus reksa dana, ya. Untuk instrumen investasi lain, biaya-biaya yang dikenakan bisa bervariasi, seperti komisi broker untuk saham, hingga pajak saat membeli emas batangan.

Also Read

Bagikan:

Tinggalkan komentar