4 Kerajaan Buddha di Nusantara dengan Kearifan Spiritual

Radea

4 Kerajaan Buddha di Nusantara dengan Kearifan Spiritual

primaradio.co.id – Sejarah 4 kerajaan buddha di nusantara tentu harus diketahui oleh para anak muda generasi Indonesia. Sehingga mengetahui kearifan spiritual sehingga ada di dalamnya.

Baca juga : Patung Buddha Tidur di Vihara Bogor

Ketika kita membahas tentang sejarah kerajaan dalam nusantara, seringkali kita terfokus dalam berbagai kerajaan Hindu-Budha seperti Majapahit, Sriwijaya, dan Mataram. 

Namun, di balik kepopuleran berbagai keraton tersebut, terdapat cerita sehingga jarang terungkap mengenai berbagai kerajaan Budha yang juga pernah berjaya dalam wilayah ini. 

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi sejarah empat kerajaan Budha dalam nusantara sehingga memiliki warisan spiritual yang berharga, tetapi sayangnya sering terlupakan. 

Kearifan Spiritual dari 4 Kerajaan Budha di Nusantara

Kearifan Spiritual dari 4 Kerajaan Budha di Nusantara

Seperti hal nya Indonesia yang mempunyai sejarah, tentu 4 kerajaan Buddha di nusantara didalamnya memiliki banyak sekali fakta yang jarang diketahui. Sehingga kearifan spiritual haruslah tetap dilestarikan.

  1. Kerajaan Salakanagara (170 SM – 320 M)
Kerajaan Salakanagara (170 SM - 320 M)

Kerajaan Salakanagara, juga dikenal sebagai Keraton Sunda, berdiri dalam wilayah Jawa Barat pada abad ke-2 SM hingga abad ke-4 M. 

Meskipun dikenal sebagai keraton Hindu-Budha, keberadaan Budha menjadi sangat signifikan dalam keraton ini. 

Raja-raja Salakanagara memainkan peran penting dalam penyebaran ajaran Budha dalam nusantara, seperti yang terlihat dalam prasasti-prasasti sehingga ditemukan pada daerah ini. 

Prasasti-prasasti tersebut mengungkapkan dukungan dan perlindungan sehingga diberikan oleh para raja Salakanagara kepada umat Budha.

Kerajaan Salakanagara merupakan salah satu keraton Budha sehingga berdiri pada wilayah Jawa Barat pada rentang waktu 170 SM hingga 320 M. 

Keraton ini juga dikenal dengan sebutan Keraton Sunda. Meskipun berada dalam lingkungan sehingga didominasi oleh kepercayaan Hindu pada masa itu, keberadaan Budha pada keraton ini cukup signifikan.

Salakanagara juga dikenal karena dukungannya terhadap agama Budha. Hal ini terlihat dari prasasti-prasasti sehingga ditemukan pada wilayah ini. 

Prasasti-prasasti tersebut menunjukkan bahwa raja-raja Salakanagara memberikan perlindungan dan dukungan kepada umat Budha serta tempat-tempat peribadatan mereka.

Kendati demikian, keraton ini tidak bertahan lama. Pada abad ke-4 M, kerajaan Salakanagara mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh. 

Faktor-faktor sehingga menyebabkan kejatuhan kerajaan ini masih menjadi subjek perdebatan pada kalangan sejarawan. Beberapa teori menyebutkan kemungkinan serangan dari luar atau peperangan internal sehingga mengakibatkan keruntuhan Salakanagara.

  1. Kerajaan Kutai Martadipura (abad ke-4 – abad ke-5 M)
Kerajaan Kutai Martadipura (abad ke-4 - abad ke-5 M)

Raja-raja Kutai Martadipura tidak hanya mempraktikkan agama Budha, tetapi juga mendukung pengembangan ajaran Budha pada wilayah mereka. 

Buktinya adalah peninggalan arkeologis berupa patung-patung Budha sehingga ditemukan pada situs-situs kerajaan Kutai Martadipura.

Kerajaan Kutai Martadipura adalah salah satu keraton Budha tertua sehingga berdiri pada wilayah Kalimantan Timur pada abad ke-4 hingga abad ke-5 M. 

Keraton ini memiliki sejarah yang kaya dan menghasilkan beberapa tokoh penting dalam perkembangan agama Budha pada nusantara. Salah satu tokoh terkenal dalam sejarah kerajaan Kutai Martadipura adalah Raja Mulawarman. 

Raja Mulawarman juga dikenal sebagai penganut agama Budha yang taat, dan membangun banyak vihara atau tempat peribadatan Budha pada keratonnya.

Selain Raja Mulawarman, terdapat pula tokoh bernama Kudungga sehingga diperkirakan menjadi penerusnya. Kudungga terkenal karena menyumbangkan tulang belulangnya untuk membangun stupa Budha. 

Stupa tersebut dikenal sebagai Stupa Kudungga, dan masih ada hingga saat ini sebagai salah satu peninggalan bersejarah pada wilayah Kutai, Kalimantan Timur.

Selama masa kejayaannya, kerajaan Kutai Martadipura juga mengembangkan budaya dan seni yang kaya. Bukti-bukti arkeologis berupa patung-patung Budha ditemukan pada situs-situs keraton ini. 

Patung-patung tersebut mencerminkan pengaruh seni Budha India dan menunjukkan adanya aktivitas keagamaan yang kuat pada Keraton Kutai Martadipura.

  1. Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 – abad ke-14 M)
Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 - abad ke-14 M)

Kerajaan Sriwijaya, yang terletak di Sumatera Selatan, adalah salah satu keraton maritim sehingga terkenal di Asia Tenggara pada masa lalu. 

Sementara agama Hindu memiliki pengaruh sehingga kuat pada keraton ini, Budha juga memiliki peran penting dalam kehidupan spiritual masyarakatnya. 

Monumen Budha terkenal seperti Candi Borobudur, sehingga terletak pada dekat kawasan Sriwijaya, menjadi bukti perkembangan agama Budha pada wilayah ini.

Raja Dharmasetu juga dikenal sebagai penganut agama Budha sehingga taat dan mendukung pengembangan agama tersebut pada wilayah kerajaannya.

Sejarah kerajaan Sriwijaya dapat ditelusuri melalui prasasti-prasasti yang ditemukan pada berbagai wilayah Nusantara dan Asia Tenggara. 

Salah satu prasasti terkenal adalah Prasasti Kedukan Bukit, yang ditemukan di Palembang, Sumatera Selatan. 

Prasasti ini, yang diperkirakan berasal dari abad ke-7 M, memuat informasi tentang Raja Balaputradewa, seorang penguasa Sriwijaya yang menggambarkan hubungan erat antara agama Budha dan keraton ini.

Also Read

Bagikan:

Tinggalkan komentar